TUGAS BAHASA INDONESIA
MAKALAH
“Bentuk-bentuk Karangan”
Di susun oleh Kelompok 6 :
1.
Fahrudin
2.
Muhamad Anggriawan
3.
Muhamad Faisal
4.
Hasnawati
5.
Verra Amanda limbudah
6.
Yuni Faradila
7.
Nurul Faradillah
8.
Iren Lestari
Simson
9.
Muhammad
Shalim Sunusi
Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako
Palu
Tahun ajaran 2012/2013
BAB.1
PENDAHULUAN
Karangan
adalah hasil tulisan
yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh.
Ada
karangan yang nadanya bercerita, entah cerita faktual atau cuma fisik belaka.
Ada karangan yang melukiskan sesuata hal sedemikian rupa sampai pembaca
“hanyut” oleh pelukan pengarangnya. Ada karangan yang memberikan keterangan
terhadap seuatu hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi
kongkret. Dan ada karangan yang berusaha meyakinkan pembaca agar sependapat dengan
pengarang. Tetapi kelima bentuk karangan ini sering amat sukar dibedakan secara
tegas dan jelas satu sama lain dalam prakteknya.
Perlu Anda ketahui
bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu
dapat berupa pengetahuan, pengamatan,
pendapat, renungan, pendirian, keinginan,
perasaan dan emosi. Penuturan atau
penyampaian gagasan itu akan mengambil suatu
bentuk khusus dari jenis - jenis
karangan, yaitu deskripsi (pelukisan), narasi
(penceritaan), eksposisi (pemaparan),
argumentasi (pembahasan), dan persuasi.
1
BAB.2 BENTUK
KARANGAN
A. PENGGOLONGAN KARANGAN
Karangan dapat
dibeda-bedakan atas beberapa macam penggolongan (klasifikasi). Dapat dibedakan
atas karangan prosa dan karangan puisi. Dapat dibedakan atas karangan ilmiah
dan karangan non-ilmiah. Dapat pula dibedakan atas karangan fiksi dan non-fiksi.
Dan masih bisa dibedakan atas penggolongan lain lagi, sesuai dengan kebutuhan
pengarangnya.
Adanya berbagai macam
penggolongan itu oleh karena perbedaan dasar klasifikasi masing-masing. Kita
dapat membedakan karangan menurut dasar klasifikasi tertentu, sesuai dengan
kebutuhan pembahasan kita. Tetapi harus dicatat, untuk setiap penggolongan,
kita harus tetap konsekuen dan konsisten dengan dasar penggolongan yang dipilih
(tentang “Dasar Klasifikasi” ini akan dijelaskan lebih jauh dalam bab “Analisa
dan Klasifikasi” mendatang).
Untuk keperluan buku ini,
karangan akan digolongkan dalam empat: bentuk narasi (cerita), bentuk deskripsi
(lukisan), bentuk eksposisi (paparan), bentuk argumentasi . Ke lima bentuk tersebut terkadang amat sulit dibedakan satu sama lain, karena
batasan masing-masing bentuk acapkali cukup kabur. Sebuah karangan yang berbentuk
narasi, misalnya, kadang-kadang juga mengandung ciri-ciri karangan deskripsi atau eksposisi, atau
bahkan mengandung dialog yang isinya justru saling adu argumentasi terhadap
suatu hal – suatu ciri bentuk karangan argumentasi. Begitu juga sebaliknya,
sangat boleh jadi karangan argumentasi ternyata mengandung ciri-ciri bentuk
karangan tertentu belaka, tanpa kemasukan unsur-unsur bentuk karangan lainnya.
Meskipun demikian, paling
tidak secara teoretis ada ciri-ciri atau batasan-batasan yang dapat membedakan
ke lima bentuk karangan tersebut. Tetapi bagaimana ciri-ciri atau batasan-batasan
masing-masing ?Uraian berikut berusaha menjawab pertanyaan ini, dengan menjelaskan
setiap bentuk karangan satu persatu.
B. KARANGAN NARASI (CERITA)
Karangan narasi adalah karangan yang
menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya
peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa ini biasanya
disusun menurut urutan waktu (secara kronologis).
Isi
karangan narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi boleh pula tentang
sesuatu yang khayali. Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal sering
dapat digolongkan dalam jenis karangan narasi. Dan isi karangan itu memang
benar-benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi
cerpen, novel, hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil
kreasi daya khayal seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak
pernah terjadi. Namun karangan ini juga termasuk dalam jenis karangan narasi.
2
Dalam
karangan narasi acapkali terlihat ada dialog tokoh-tokoh ceritanya, disamping
uraian biasa. Dengan dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik
sehingga lebih dapat mengasyikkan bagi pembaca. Lukisan watak pribadi,
kecerdasan, sikap atau tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan
acapkali dapat lebih tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog.
Tokoh yang kejam, bukan lebih hidup bila diceritakan dalam bentuk percakapan,
di bandingkan dengan kalau diceritakan dengan uraian biasa. Karna lukisan yang
hidup inilah karangan narasi yang dibumbui dengan dialog dialog pelakunya dapat
lebih menarik.
Contoh
karangan narasi :
Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di
arah seberang kali
sebelah timur, terdengar suara jeritan orang.
Tapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh
sebuah letusan yang sangat hebat… kemudian
hening seketika, desingan yang banyak
mulai reda, tinggal satu-satu letusan disini.
Warsiah menegakan kepala, amtanya mulai
liar, badannya dihadapkan ke timur, ke arah
tempat jeritan datang, kemudian membalik
menghadap ke barat, tegak bertoalak pinggang,
lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari
kencang sambil mulutnya berkomat-kamit. Dari
kamit mulutnya keluar lagi perkataan
seperti biasa, tiada berujung tiada
berpangkal: ... si bengis lagi, si ganas lagi ... dan ia lari
terus, lari lepas sebagai melancar saja,
tiada kaku-kakunya. Dan ketika ia sampai di jalan
pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya,
ia berhenti sebentar, seolah-olah berpikir,
kemudian ia me mbelok menurutkan jalan raya. Dari jauh dalam pandangan
kabursambil berlari, ia melihat benda bergerak, berderet sepanjang jalan, tetapi
sebelum ia tahu benar apa yang dilihatnya, sebuah peluru datang menyongsong,
tepat menembus tulang dadanya. Warsiah
terpelating, jatuh tersungkur di tengah jalan. Sebentar berontak merentak-rentak,
mengerang, menyumpah-nyumpah, terhambur pula dalam sumpah serapahnya perkataan:
si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam …rupanya dalam ia bergulat
mempertahankan hidupnya dengan Sakaratulmaut, kebencian kepada si
hitamkejamnya, si bengis-ganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan tangan
Malaikat pengambil nyawanya yang akan menceraikan rohnya dengan badan
kasarnaya. Warsiah lama merontak-rontak, merantang kesana kemari, kemudian
lemah tak berdaya …Warsiah yang sebentar ini menjadi kerangka hidup, kini sudah
benar-benar menjadi kerangka mati. Mati terhantar ditengah jalan, tiada
dihiraukan orang, tiada ada yang menangis meratapi. Ia meninggal tidak sebagai
pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tidak sebagai korban pembela
kemerdekaan. Ia mati hanya sebagai korban kebuasan, salah satu korban dari yang
sekian banyaknya. Ia mati karena nasibnya, demikian sudah menurut suratan
tangan, ya, ia mati karena kehendak ialahi.
(Gema Tanah Air, Jilid I, hal. 158-159)
C.
KARANGAN
DESKRIPSI ( LUKISAN )
Karangan deskripsi
selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang,
suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana
kampung yang begitu damai, tenteram dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam
karangan deskripsi. Juga suasana hiruk-pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat
pula dibuat karangan deskripsi. Dan masih banyak contoh lain lagi.
3
Lukisan dalam
karangan deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa, agar pembaca seolah-olah
melihat sendiri apa yang kita lukiskan tersebut. Sudah tentu, membuat karangan
deskripsi ini membutuhkan keterlibatan emosi (perasaan) pengarang. Dalam
karangan deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang
dianggab penting sedetail mungkin. Kalau melukiskan betapa ngeri tersesat
dihutan, maka situasi hutan yang dapat menimbulkan kengerian itu harus
dilukiskan selengkap-lengkapnya, sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana
jika dia sendiri yang tersesat disitu.
Selain
detai-detail, urutan waktu dan urutan ruang dalam karangan deskripsi harus pula
diperhatikan secara baik. Karena urutan waktu dan urutan ruang tidak dilukiskan
secara nyata, dapat membawa akibat kesatuan lukisan tidak terjamin. Dan ini
akan membingungkan pembaca.
Contoh karangan
deskripsi :
Lasi selesai mengisi kain bahasa, ketika hendak masuk ke
matanya bersitatap
dengan suaminya. Entah mengapa Lasi terkejut
meski ia tidak merasa asing dengan 103
cara Darsa menatap dirinya. Ia pun
kadang-kadang mencuri pandang, memperhatikan
tubuh suaminya dari belakang; sebentuk tubuh
muda dengan perototan yang kuat dan
seimbang, khas tubuh seorang penyedap yang
setiap hari dua kali naik-turun belasan
atau bahkan puluhan pohon kelapa. Dalam
gerakan naik-turun pada tatar-tatar batang
kelapa, seluruh perosotan seorang penyedap
digiatkan, terutama otot-otot tangkai,
tangan, dan punggung.
Hasilnya
adalah sebentuk tubuh ramping dengan otot liat dan seimbang. Bila
harus dicatat kekurangan pada bentuk tubuh
seorang penyadap, itu adalah pundaknya
yang agak melengkung ke depan karena ia harus
selalu memeluk batang kelapa ketika
memanjat maupun turun.
(Ahmad Tohari,
Bekisar Merah, 1993)
D. KARANGAN EKSPOSISI (PAPARAN)
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha
menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat
menjelaskan dan memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah
gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti.
Banyak pekerjaan mengarang masuk dalam jenis karangan
eksposisi. Misalnya :
-
Menguraikan taktik
gerilya bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan ; sebab-sebab timbulnya
kemarahan bangsa Indonesia kepada penjajah, dan jalannya perang,
-
Menjelaskan tujuan
atau ide didirikannya sebuah perguruan tinggi,
-
Menguraikan kesulitan
yang bakal dihadapi jika KB gagal,
-
Memberikan petunjuk
bagaimana proses jalannya sebuah mesin,
-
Memberikan penjelasan
tentang apa yang disebut republik, demokrasi, pancasila, keadilan, kemakmuran,
hak asasi, dan seterusnya,
-
Membuat laporan
tentang rapat darmawisata atau kegiatan lainnya,
4
-
Menguraikan
perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia,
-
Dan lain-lain.
Salah satu bentuk
karangan eksposisi adalah uraian tentang proses. Jika kita memaparkan sebuah
proses, misalnya proses terjadinya surat kabar, atau bagaimana cara kerja otak
kita, maka baik sekali kita bagi proses itu ke dalam beberapa langkah. Tiap
langkah diuraikan menurut urutan waktu. Yang dahulu, didahulukan, yang kemudian,
dikemudiankan. Tiap langkah itu dijelaskan sejelas-jelasnya sehingga pembaca
dapat mengerti.
Supaya paparan
bertambah jelas, acapkali dipergunakan contoh-contoh, ilustrasi, gambar-gambar,
tabel, diagram, peta, denah, dan sebagainya, dalam uraian.
Contoh karangan eksposisi :
Keseimbangan
Oksigen - Karbon Dioksida
Hampir semua bentuk
kehidupan di dunia ini memerlukan keseimbangan yang
tepat antara gas oksigen dengan gas karbon
dioksida.
Dan bila keseimbangan
itu terganggu akan kacaulah kehidupan semua bentuk.
Dunia tumbuhan tiap tahunnya menghasilkan 94
miliar ton oksigen; sementara itu jasad,renik,hewan, dan manusia menghisap
oksigen itu dan menghembuskan karbon dioksida ketika bernafas.
Gas yang disebutkan
terakhir itu, dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan baku
pembuatan gula, zat pati, selulosa, asam
amino, dan lemak; semuanya merupakan
hasil - hasil bumi yang ikut menunjang
kehidupan manusia dan segala
keperluannya. Kita tahu bahwa di dalam udara
yang kita hirup itu kadar
oksigennya 21 persen, kadar yang selama ini
tetap terpelihara. Tetapi dunia
industri menghabiskan 41 persen oksigen, yang
dihasilkan tumbuhan tiap tahun
untuk menggerakkan roda perindustrian itu.
Kalau dituliskan di dalam bilangan
nyata industri tersebut menghabiskan 400 ton
oksigen tiap menit yang diambilnya
dari udara tanpa pengembalian. Meskipun
bilangan itu besar, tetapi memang
belum sampai membuat kita sesak nafas. Hal
itu disebabkan kekayaan oksigen
bumi sekitar 1,2 juta miliar ton sehingga
kehilangan 400 setiap menit yang diambil
industri belumlah ada artinya.
Namun, harus diingat
bahwa bersamaan dengan penyusutan oksigen itu, udara
bumi mendapat tambahan gas karbon dioksida.
Karbon dioksida yang kadarnya di
dalam udara selalu ditingkatkan oleh cerobong
pabrik industri, lambat - lambat
tetapi pasti akan menghangatkan udara di atas
bumi sehingga ada perkiraan bahwa
dalam jangka waktu satu abad dari sekarang
daerah - daerah kutub akan dipanasi
dan naik sepuluh derajat celcius. Selain hawa
akan terasa makin panas, permukaan
laut akan naik puluhan meter karena mencairya
es kutub.
Industri harus
diperingatkan karena pengambilan oksigen dan penambahan
karbon dioksida kenyataannya telah mengganggu
keseimbangan yang sudah ada,
meskipun pengaruh itu terasa masih sangat
kecil. Industri menyemburkan juga
debu - debu industri bersama asapnya. Di
daerah industri, sejumlah besar debu
partikel ibarat disemprotkan ke atmosfer
bumi. Partikel debu yang besar atau yang
agak besar dalam waktu yang tak lama akan
turun ke bumi atau terbawa hujan.
5
Namun, partikel yang ringan akan akan tetap
melayang - melayang di udara,membentuk semacam selimut yang menghambat pancaran
panas (radiasi) dari permukaan bumi. Akhirnya, sama saja bumi terasa makin
panas, keadaan ini mudah dirasakan di daerah - daerah industri.
E.
KARANGAN ARGUMENTASI
Karangan argumentasi
ini adalah karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan
karangan-karangan yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti
bahwa karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga dari pada
karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar
oleh karena disini pengarang mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau
contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan
gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya.
Dan agar dapat
mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan
pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan. Kelogisan berpikir,
keterbukaan sikap dan keluasan pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan,
akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang lain.
Contoh karangan
argumentasi :
Bahasa Indonesia dan Pembakuannya (Suatu Tinjauan
Sosiolinguistik)
Oleh: Anton M. Moeliono, Universitas Indonesia
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat
membawa serta perubahan
bahasa. Sebagai alat perhubungan antara warga
dan sebagai sarana penerus ilmu
pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia
kian hari kian bertambah lincah,
sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat
yang modern. Mengingat pula
peranan yang dimainkan oleh bahasa Indonesia
di Asia Tenggara sebagai alat
komunikasi antarbangsa di belahan bumi kita
ini, sudah sepantasnyalah dilakukan
penelitian bahasa dan
penginventarisan yang cermat.
Hasil penyelidikan itu
akan merupakan bahan yang berharga dalam usaha
kodifikasi bahasa Indonesia yang modern.
Dengan kodifikasi bahasa diartikan penyusunan suatu sistem asas dan kaidah
pemakaian bahasa. Hasil kodifikasi bahasa ini ialah bahasa baku atau bahasa
standar, yakni suatu ragam bahasa yang berkekuatan sangsi sosial, dan yang
diterima oleh masyarakat bahasa sebagai acuan atau model.
Masalah pembakuan
bahasa itu mengenal telaah dalam, yang menyangkut
sistem bahasa itu sendiri, misalnya di bidang
ejaan, tata bahasa, tata nama, tata
istilah, serta perkamusan. Telaah ini
termasuk bidang lingustik deskriptif. Di
samping itu, pembakuan bahasa itu juga
mengenal telaah luar yang menyangkut
fungsi bahasa baku dalam suatu masyarakat dan
sikap masyarakat itu terhadap
bahasa yang baku. Telaah terakhir ini
termasuk bidang sosiolinguistik atau
linguistik sosial. Dari sudut tersebut di
atas, karangan ini terutama meninjau
masalah pembakuan bahasa Indonesia.
Dikutip dari
buku Seminar Bahasa Indonesia 1968
6
F. KARANGAN PERSUASI
Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan,
mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan
alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional. Jika argumentasi berusaha
membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat,
persuasi berusaha merebut perhatian dan membangkitkan tindakan terhadap
pembacanya.
Karena identitas yang berbeda seperti terurai di atas,
maka ada implikasi tertentu pada pembaca dalam menyikapi keduanya. Penyikapan
terhadap ide yang terdapat dalam karangan argumentasi adalah penyikapan logika,
sedangkan penyikapan terhadap ide yang terdapat dalam persuasi di samping
penyikapan logika, juga penyikapan emosional. Karangan persuasi ini biasanya
dipakai dalam dunia politik, pendidikan, advertensi, dan dunia propaganda.
Contoh karangan persuasi :
Pesona Pulau Paling Eksotis
Christmas Island tampak mungil di peta, namun pada kenyataannya adalah
pulau
karang yang kokoh di Samudra India. Alam tropis Christmas Island menghadirkan
pesona eksotis yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulau lainnya.
Christmas Island Resort, sebuah resort berbintang 5 dengan
kemewahan
eksklusifnya,
menambah suasana liburan Anda di Christmas Island lebih menyenangkan dan
bergairah. Hanya 45 menit dari Jakarta, berarti kurang dari satu jam Anda sudah
berada di Christmas Island melalui jadwal penerbangan 5 kali seminggu
bersama Sempati Air.
Aneka pertualangan rekreatif dapat Anda
lakukan sendiri seperti, melakukan
kegiatan
yang menantang keberanian Anda: memancing di laut lepas (game fishig),
berolahraga bukit karang sekaligus menikmati keindahan pemandangan di laut,
menyelam ke dasar Samudra India untuk mengagumi pesona karang dan kekayaan
lain miliknya (scuba diving), atau bersantai dalam kemewahan resor eksklusif
bertaraf internasional.
Hanya
dengan mengeluarkan biaya mulai dari Rp. 950.000,00. Anda sudah
dapat
menikmati kemudahan berupa returnairfares dari Jakarta berikut biaya akomodasi
2 malam untuk 2 orang, penawaran ini hanya berlaku untuk waktu yang terbatas.
Keterangan lengkap mengenai aneka paket liburaan Christmas Island dapat
Anda peroleh dari travel agent berikut ini: Buana Travel Service,
Wita Tour, Setia Tour & Travel, PT. Dwi Daya Worldwide Travel, Smailing
Tour, Akpindo (Rabbit Tour), Fajar Tour, Mulindo Tour, Vaya Tour, Ramantha
Travel, atau hubungi biro perjalanan lokal Anda.
7
BAB.3 PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Kuasa sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan baik
meskipun masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini.Adapun kami akan
menyimpulkan serta memberikan saran kepada setiap orang yang akan membaca
makalah ini sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Karangan adalah Hasil tulisan yang mengungkapkan
ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh.
Perlu Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah
pesan yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa
pengetahuan, pengamatan, pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan dan
emosi. Penuturan atau penyampaian gagasan itu akan mengambil suatu bentuk
khusus dari jenis – jenis karangan, yaitu deskripsi (pelukisan), narasi
(penceritaan), eksposisi (pemaparan), argumentasi (pembahasan), dan persuasi.
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan
satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa
tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa ini biasanya disusun menurut urutan
waktu (secara kronologis). Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan
sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu
yang lain. Karangan
eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu
gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan
belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan
gampang dimengerti. Karangan argumentasi adalah karangan yang paling sukar bila
dibandingkan dengan karangan-karangan yang telah diuraikan di muka. Sedangkan Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya
adalah meyakinkan, mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan
alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional.
B.
Saran
Adapun saran kami dengan pembuatan makalah ini yaitu
agar supaya orang yang membacanya dapat mengerti dengan materi yang ada tentang
bentuk-bentuk karangan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Disamping itu pula bagi yang suka membuat karangan dapat mengetahui jenis-jenis
karangan yang akan dibuat melalui materi yang ada pada makalah ini.
8
DAFTAR
PUSTAKA
Djoko Widagho, Drs.
1994. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan
Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
http://www.google.co.id/search?q=pdf-bentuk-bentuk+karangan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
9
DAFTAR ISI
Halaman judul.....................................................................................................
Daftar nama
kelompok........................................................................................
Kata pengantar....................................................................................................i
Daftar
isi.............................................................................................................ii
BAB.1
Pendahuluan........................................................................................................1
BAB.2
Bentuk Karangan.............................................................................................2-7
BAB.3
Penutup...............................................................................................................8
A.Kesimpulan.....................................................................................................8
B.Saran...............................................................................................................8
Daftar
Pustaka....................................................................................................9
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh nilai Bahasa Indonesia, didasari sepenuhnya bahwa dari berbagai aspek pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari harapan apalagi
kesempurnaan meskipun kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyempurnakan
makalah ini.
Didalam
penulisan makalah ini kami mendapatkan sumber atau bahan dari buku dan internet kami muatkan dalam makalah ini sehingga dapat
berguna bagi siapa saja yang membaca atau mencari informasi tentang bentuk-bentuk karangan. Apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini
kami menghaturkan mohon maaf dan kesalahan tersebut bukan karena kesengajaan
melainkan kekhilafan kami.
Disamping itu pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pebimbing kami terutama dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah membimbing kami untuk dapat menulis
makalah ini dengan baik, meskipun masih belum sempurna
yang telah dijelaskan diatas tadi.
Serta pihak-pihak yang terkait dalam
penulisan makalah ini.
Penulis,
Kelompok
6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar